Selasa, 07 Februari 2012

BUDIDAYA TANAMAN CENGKEH

BUDIDAYA TANAMAN CENGKEH

PENDAHULUAN

Tanaman cengkeh (syzigium aromaticum) dikenal sebagai tanaman rempah yang digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh termasuk salah satu penghasil minyak atsiri yang biasa digunakan sebagai bahan baku industry farmasi maupun industry makanan, sedangkan penggunaan yang terbanyak sebagai bahan baku rokok. Produksi cengkeh mempunyai peranan yang cukup besar dalam menunjang upaya peningkatan pendapatan Negara karena sampai saat ini cukai rokok merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang terbesar disbanding dengan sumber-sumber pendapatan lainnya untuk tahun anggaran 2001, yaitu sekitar Rp. 17,6 triliyun atau 7.5 % bahkan target untuk tahun anggaran 2002, yaitu sekitar Rp. 23,3 triliyun dari tahun 2003 sebesar 27 triliyun dan penerimaan Negara non penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.
Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun bila factor penanaman dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah.
Cengkeh sejak zaman dahulu hingga sekarang masih menjadi salah satu hasil industri perkebunan yang prospeknya sangat bagus. Berapapun hasil produksi kita, maka pasar dipastikan akan mampu menyerapnya. Meski beberapa waktu yang lalu pernah terjadi penurunan harga terhadap hasil budidaya tanaman cengkeh di Indonesia, namun sekarang keadaanya beransur membaik dan normal kembali. Maka tidak mengherankan bila saat ini para petani juga mulai tekun untuk menggarap ladang atau kebun cengkehnya kembali.
Besarnya cukai rokok kretek tergantung dari perkembangan produksi rorkok kretek di Indonesia. Sedangkan prosuksi rokok baik kualitas maupun kuantitasnya akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan cengkeh yang merupakan bahan baku utama produksi rokok kretek.
ISI
PERSIAPAN BAHAN TANAM.
Untuk menghasilkan bibit cengkeh yang bermutu, bahan tanaman perlu dipersiapkan dengan baik sejak dini, mulai dari pemilihan pohon induk, benih, persemaian sampai pembibitan.
1. Tipe dan persyaratan pohon induk.
2. A. tipe pohon induk
Tipe cengkeh yang banyak dibudidayakn di Indonesia antara lain Zanzibar, sikotok, dan siputih. Namun, yang banyak disukai oleh masyarakat adalah jenis Zanzibar karena produktivitanya lebih tinggi. Cirri-ciri ketiga tipe cengkeh tersebut sebagai berikut :
-zanzibar :
1. produksi tinggi
2. bunga berwarna agak merah dengan jumlah pertandanlebih dari 15 bunga
3. daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang berwarna hijau tua dengan permukaan yang mengkilat.
4. tajuk rimbun, percabangan tidak membentuk sudut sehingga daun-daun banyak yang terletak dekat permukaan tanah.
-sikotok
1. produksi cukup tinggi.
2. Bunga berwarna kuning dengan jumlah pertandan lebih dari 15 bunga
3. daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan cabang berwarna merah.
4. daun tua berwarna hijau dengan permukaan mengkilat
5. kebanyakan berbentuk pyramid setelah dewasa.
- siputih
1. bunga berwarna kuning berukuran besar dengan jumlah pertandan lebih dari 15 bunga.
2. daun pucuk atau daun muda berwarna kuning sampai hijau muda, tangkai dan tulang daun muda berwarna kuning kehijauan, daun tua berwarna hijau.
3. helaian daun besar tidak mengkilat
4. tajuk tidak rindang

b. Persyaratan pohon induk.
Pada umumnya cengkeh dikembangkan secara generative melaui biji yang diperoleh dari pohon induk yang memnuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Sehat
2. Berumur lebih dari 15 tahun
3. Bentuk mahkota bagus(penutupan tajuk lebih dari 80 %)
4. Hasil rata-rata terus naik
5. Jauh dari tipe cengkeh lainnya.
6. Tidak terlindungi
7. Percbangan cukup banyak
8. Batang utama tunggal
9. Bebas hama penyakit



SYARAT TUMBUH
A. Tanah yang sesuai untuk tanaman cengkeh adalah gembur, solum tanah tebal minimal 1,5 meter serta kedalaman air tanah lebih dari 3 meter dari permukaan tanah, jenis tanah yang sesuai adalah latosol, podsolik merah, mediteran dan andosol
B. Kemasaman tanah (pH) optimu berkisar antara 5,5 – 6,5
C. Besarnya curah hujan optimal untuk perkembangan tanaman cengkeh berkisar 1500-2500 mm/ tahun serta bulan kering kurang dari 2 bulan, suhu antara 25-340 C kelembapan (RH) 80-90%)
D. Ketinggian tempat yang optimal bagi pertumbuhan tanaman cengkeh berkisar antara 200-600 meter diatas permukaan laut (dpl)

PERSIAPAN BENIH
a. Asal benih cengkeh
Benih/ biji cengkeh/ polong diambil dari pohon induk jenis Zanzibar dengan kondisi pohon sebagai berikut :
1. Pohon induk berumur minimal 15 tahun
2. Tajuk (percabangan dan daun) cukup baik
3. Pohon dalam kondisi sehat
4. Produksi biji cengkeh/ polong yaitu 5000 polong per pohon, pada saat musim panen.
Standar biji cengkeh siap tanam.
Salah satu factor yang berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman cengkeh yaitu pengunaan bibit cengkeh yang berkualitas baik. Adapun standar bibit cengkeh yang berkualitas baik, sebagai berikut :
1. Benih berasal dari cengkeh yang baik yaitu jenis Zanzibar
2. Benih berasal dari pohon induk yang sehat, berumur diatas 15 tahun dan produksi tinggi
3. Umur bibit sekitar 2 tahun
4. Tajuk (percabangan dan daun) cukup baik
5. Warna daun bibit, hijau tua dan mengkilap bibit tidak terserang hama dan penyakit
Benih yang digunakan memiliki criteria :
1. Benih masak fisiologis ( warna kuning muda sampai ungu kehitaman) atau telah berumur 9 bulan
2. Berat 0.85-1.1 g
3. Tidak cacat
4. Tidak berlendir
5. Harus tumbuh dalam waktu 3 minggu setelah semai
6. Tidak benjol-benjol (yang menandakan benih terinfeksi penyakit cacar daun cengkeh)
Sebelum disemai kulit buah dikupas untuk menghindari terjadinya fermentasi yang dapat merusak viabilitas (daya kecambah) benih. Pengupasan kulit buah dilakukan dengan hati-hati agar kulit benih tidak terluka.
Pengupasan dilakukan dengan tangan atau pisau yang tidak terlalu tajam. Setelah pengupasan, benih direndam berisi air selama kurang lebih 24 jam, dan dilanjutkan dengan pencucian. Selama pencucian benih diaduk dan digosok dalam air, dengan mengganti air cucian 2-3 kali untuk menghilangkan lender yang menepel pada kulit benih.
Untuk memperoleh bibit cengkeh yang berkualitas, bebrapa tahap yang harus dilakukan sebagai berikut :


1. Pemilihan tempat untuk pembibitan
Pemilihan tempat sangat menentukan keberhasilan pembibitan cengkeh, sehingga harus dicari tempat yang memenuhi syrat dari segi teknis. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebagai tempat pembibitan cengkeh sebagai berikut :
1. Terdapat sumber air untuk penyiraman
2. Areal terbuka (tidak ada naungan dari pohon besar)
3. Tanah cukup subur (masih terdapat topsoil, tidak keras berbatu)
4. Dekat dengan jalan, untuk memudahkan transportasi

1. Persemaian
Persemaian dibuat untuk menyemaikan biji cengkeh/ benih sampai dengan menjadi bibit cengkeh kecil yang mempunyai 2-3 pasang daun. Adapun tahap-tahap pekerjaan dalam persemaian, sebagai berikut :
A. Pembuatan bedengan
1. Tanah dibersihkan dari berbagai jenis gulma
2. Dibuat bak dengan bedengan bamboo, tinggi = 20 cm, lebar = 120 cm, panjang menyesuaikan banyaknya biji yang akan disemai
3. Isi bak bambu dengan pasir wallet (pasir sungai) sampai tinggi 20 cm
4. Pasang peneduh pada bedengan , dengan tinggi 1,5 m dan persentase naungan sekitar 95 %. Bahan yang dipakai daun kelapa atau anyaman bamboo
5. Sterilisasi media menggunakan insektisida marshal konsentrasi 3 ml/liter air dengan dosis 5 lt/ m2 dengan cara dikocok
6. Pengajiran dilakukan pada blok tanaman untuk memudahkan penanaman dengan jarak 8x8 m dengan pola bujur sangkar atau empat persegi panjang.
B. Penyemaian biji cengkeh
1. pengadaan biji cengkeh
a. berasal dari pohon induk yang terpilih. Adapun syarat pohon induk, sbb :
b. umur diatas 15 tahun
c. tajuk pohon (percabangan dan daun) lebat, berbentuk simetris
d. kondisi pohon sehat
e. pohon berbunga hamoir tiap tahun
f. produksi cengkeh / bunga relative banyak minimal 50 kg cengkeh basah per pohon pada umur 15 tahun
g. biji diambil dari 1/3 bagian tajuk pohon, bagian tengah
h. pilih biji cengkeh yang sudah tua (warna kulit ungu)

1. Perlakuan biji cengkeh
a. Biji cengkeh yang sudah dipetik, dikupas kulitnya mengguanakan pisau yang tajam dan bagian biji tidak boleh terluka
b. Pilih biji dengan ukuran relative besar atau 1 kg biji berisi 800 butir dan sehat (tidak terdapat bintik-bintik hitam) serta warna biji setelah dikupas, hijau kemerahan
c. Rendam biji cengkeh dalam air, selama sehari


3. Penanaman biji cengkeh
a.Pembuatan bedengan persemaian
-buatan bedengan dengan lebar 100 cm dan panjang sesuai kebutuhan dan tinggi sekitar 20 cm.
- gemburkan tanah bedengan setinggi 20 cm. dan akan lebih baik bila bedengan dicampurkanpasir sungai
- buat naungan pada bedengan dengan persentase naungan 100 % dan tinggi 100-150 cm. bahan yang dipakai atap bamboo atau daun kelapa.

a. Penanaman biji
-biji cengkeh ditanam pada bedengan yang sudah disiapkan dengan ketentuan :
-jarak tanam biji 5x5 cm2
- biji ditanam secara tegak (bagian ujung biji yang runcing, berada diatas) samapi kedalaman sekitar ¾ bagian panjang biji. Sehingga ¼ bagian biji Nampak diatas permukaan tanah.

PEMELIHARAAN PESEMAIAN
Agar benih yang sudah disemaikan dapat tumbuh dengan baik, maka harus dilakukan pemeliharaan, sebagai berikut :
a. Dilakukan penyiraman setiap hari
b. Dilakukan penyiangan atau pembersihan gulma.

PEMBIBITAN
Setelah kira-kira 30-45 hari, benih dipesemaian akan tumbuh menjadi bibit kecil 2-3 pasang daun, selanjutnya dipindahkan ke polybag dipembibitan. Kegiatan pembibitan yaitu memelihara bibit kecil sampai dengan bibit siap tanam (berumur 2 tahun). Adapun tahap-tahap perkerjaan dalam pembibitan sebagai berikut :
1. Pembuatan media tanam(polybag)
a. Buat bedengan
- arah bedengan utara-selatan
- tinggi bedengan sekitar 20 cm, lebar 150 cm dan panjang sesuai kebutuhan
b. Pasang peteduh
pasang peteduh pada pada bedengan, dengan tinggi bagian timur 2 m, sedangkan bagian barat 1,5 m. persentase naungan 50 %. Bahan yang dipakai yaitu anyaman bamboo. Alternative lain memakai daun kelapa atau paranet.
b. Isi tanah polybag
- Siapkan polybag ukuran 40x35 cm2
- Siapkan media polybag berupa campuran tanah : berambut : pupuk kandang=2:1:1
- Massukan media kedalam polybag sampai penih (1 cm dibawah bibir polybag)
- atur polybag pada bedengan dengan jarak berkisar 25x25 cm2
- sterilisai media
- sterilisai media menggunakan insektisida marshal konsentrasi 3 ml/ liter air dengan dosis 200 ml/polybag, dengan cara dikocok.

2. PENANAMAN BIBIT
Setelah benih disemaikan dipesemaian, kemudian akan tumbuh menjadi bibit kecil dan selanjutnya bibit dipindahkan ke polybag dipembibitan. Penanaman bibit dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pilih bibit yang sudah mempunyai 2-3 pasang daun
b. Cabut/ congkel bibit yang sudah siap tanam secara berhati-hati agar akar tidak rusak
c. Tanam bibit pada polybag dengan cara dibuat lubang pakai kayu, kira-kira sedalam akar bibit yang akan ditanam
d. Tanam bibit pada lubang tersebut, kemudian lubang ditutup dengan tanah agak dipadatkan.

3. PEMELIHARAAN BIBIT
- Penyiraman
Penyiraman setiap hari pada musim kemarau
- Penyiangan
Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan setiap 15 hari sekali. Gulma yang tumbuh dipolybag dibersihkan dengan cara dicabut. Tanah digemburkan menggunakan solek atau kecruk
- Pemupukan
Untuk memicu pertumbuhan vegetative bibit, maka harus dilakukan pemupukan anorganik. Pupuk anorganik yang dipakai yaitu NPK 15:15:15. Adapun dosis pupuk sebagai berikut :

Umur (bulan) Dosis pupuk NPK (gram/bibit)
3 1
7 2
11 3
15 3

- Pengendalian hama dan penyakit (PHP)
Serangan hama dan penyakit Sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkeh, bahkan pada serangan berat dapat menyebabkan kematian. Hama yang umum menyerang tanaman cengkeh adalah penggerek, perusak pucuk, perusak daun dan perusak akar. Sedangkan penyakit yang sering menyerang antara lain : Bakteri Pembuluh kayu Cengkeh(BPKC), Cacar Daun Cengkeh (CDC), Die Back (mati ranting), embun jelaga, untuk pengendaliannya dapat digunakan insektisida / fungisida sesuai anjuran.
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara preventif (pengendalian sebelum terdapat gejala serangan hama/ penyakit) dan kuratif (pengendalian setelah terdapat gejala serangan hama/ penyakit.
Pengendalian secara preventif dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan atau fungisida pada rotasi waktu tertentu. Insektisida yang dipakai Marshal, Dimasid, dll. Sedangkan fungisida yang dipakai Dithane, benlathe, dll.
Umur bibit (bln) Rotasi semprot
0-6 15 hari
Lebiih dari 6 30 hari

Pengendalian secara kuantitatif dilakuan bila terdapat gejala serangan hama atau penyakit. Hama yang sering menyerang di pembibitan cengkeh yaitu rayap, kutu putih, penghisap daun dll. Pengendalian menggunakan insektisida Decis atau Marsal, konsentrasi1-2 cc/ lt air. Sedangkan penyakit yang sering menyerang dipembibitan cengkeh yaitu embun jelaga, cacar daun, bercak daun merah. Pengendalian menggunakan fungisida benlate, Duthane, konsentrasi 2 gr/ltr air.

Pengaturan naungan
Pengaturan naungan dilakukan dengan cara memlihara naungan yang sudah ada dan mengatur intensitasnya. Pengurangan intensitas naungan disesuaikan dengan umur bibit. Adapun pengaturan intensitas naungan bibit adalah sebagai berikut :

Umur bibit (bln) Intensitas Naungan (%)
0-12 50
12-24 0

PENYIAPAN BIBIT UNTUK PENANAMAN
Untuk penanaman dilapangan harus dipilih bibit yang baik, agar dapat menghasilkan tanaman yang baik pula. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi bibit sebagai berikut
a. Umur tanaman sekitar 21-24 bulan
b. Pertumbuhan bibit normal, tinggi minimal 70 cm, tajuk (percabangan dan daun) lebat dan simetris
c. Bibit tidak terserang hama dan penyakit
d. Bibit mempunyai batang tunggal
SELEKSI BIBIT
Untuk mendapatkan tanaman yang sehat bibit perlu diseleksi. Bebrapa criteria yang digunakan untuk seleksi bibit cengkeh adalah :
1. Tinggi bibit minimal 60 cm (umur 1 tahun) dan 90 cm, ( umur 2 tahun)
2. Sehat (tidak terserang hama dan penyakit dan kekurangan hara)
3. Mempunyai akar tunggang yang lurus dan sehat dengan panjang kurang lebih 45 cm serta akar cabang 30-50 buah
4. Mempunyai batang tunggal
5. Jumlah rata-rata percabang 7 pasang, jumlah daun 63 pasang dan warna daun dewasa hijau
PANEN
Produk utama tanaman cengkeh adalah bunga yang pada waktu dipanen kadar airnya berkisar antara 60-70 %. Waktu yang paling baik untuk memetik cengkeh adalah sekitar 6 bulan setelah bakal bunga timbul, yaitu setelalah salah satu atau dua bunga pada tandannya mekar dan warna bunga menjadi kuning kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup, berisi dan mengkilat.
Pemungutan bunnga cengkeh dilakukan dengan dengan cara memetik tangkai bunga dengan tangan, kemudian dimasukkan kedalam kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan, menggunakan tangga segitiga atau galah dari bamboo, serta tidak merusak daun sekitarnya pada waktu pemetikan. Waktu panen sangat berpengaruh terhadap rendemen dan mutu bunga cengkeh serta minyak atsirnya.
Saat pemetikan bunga cengkeh yang tepat yaitu apabila bunga sudah penih benar tetapi belum mekar, pemetikan yang dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga masak) akan menghasilkan bunga cengkeh yang kering dan keriput, kandungan minyak atsirnya rendah dan berbau langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikan terlambat (bunga sudah mekar)setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa kepala serta rendemen rendah.

PASCA PANEN
1. Sortasi buah. Laukan pemisahan bunga dari tangkainya dan tempatkan pada tempat yang berbeda.
2. Pemeraman. Pemeraman dilakukan selama 1 hari ini dilakukan untuk memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat menghkilat
3. Pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan mesin pengering yang menggunakan kayu bakar atau bahan bakar minyak, dapat juga dikeringkan dengan cara alami yaitu pengeringan dengan sinar matahari pada lantai beton agar kadar air menjadi 12-14 % dan dapat disimpan dan aman dari jamur.
4. Sortasi. Pada tahap ini cengkeh dipisahkan dari kotoran dengan cara ditampi. Kemudian cengkeh yang sudah bersih dimasukkan pada karung dan dijahit.
Penanganan buah cengkeh
Sebelum dikeringkan bunga cenkeg dipisahkan dari tangkainya dan dikeringkan secara terpisa. Pada tahap ini dilakukan pemisahan antara bunga cengkeh yang baik, bunga yang terlalu tua dan yang terjatuh. Setelah itu bunga cengkeh dikeringkan.
Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemurnya dipanas matahri langsung atau menggunakan pemgering buatan.
1. Bunga cengkeh yang dijemur dihamparkan pad alas tikar, anyaman bamboo (girbig) atau plastic, atau pada lantai jamur yang diberi alas plastic
2. Selama proses pengeringan cengkeh dibolak balik agar keringnya merata.
3. Proses pengeringan dianggap selesai apabila warna bunga cengkeh telah berubah menjadi cokelat kemerahan, mengkilat, mudah dipatahkan dengan jari tangan dan kadar air telah mencapai sekitar 10-12 %
4. Lamanya waktu penjemuran dibawah sinar matahari sekitar 3-4 hari.






DAFTAR PUSTAKA
Anonima 2007. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Cengkeh. Dinas Perkebunan. Diakses pada tanggal 12 Januari 2011.
Anonim b. http://www. Cengkeh.htm. Diakses pada tanggal 12 Januari 2011
Anonim c. http://www. Budidaya Cengkeh. Htm. Diakses pada tanggal 12 Januari 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar